05/06/11

TAFSIRAN KITAB MAZMUR 12:1-9

Kitab Mazmur, dalam Alkitab, terdapat dalam kelompok kitab Ayub dan kitab Amsal. Kitab Mazmur tidak termasuk dalam kelompok kitab-kitab kebijaksanaan, juga tidak dapat dimasukkan ke dalam kitab-kitab Kenabian atau dalam kitab Sejarah. Kendati begitu, dalam kitab Mazmur terdapat unsur sejarah, nubuat dan renungan kebijaksanaan.


Kitab Mazmur memuat 150 lagu atau puisi keagamaan yang berasal dari umat Israel di masa lampau. Masing-masing lagu itu disebut “mazmur”. Kata bahasa Arab ini berdekatan dengan kata bahasa Ibrani “mizmor”. Artinya, nyanyian yang diiringi musik (seruling, kecapi). Orang Yahudi menyebut kitab Mazmur sebagai kitab “thehellim”, yang artinya nyanyian puji-pujian. Dalam bahasa Yunani dan Latin disebut kitab “Psalmoi”.

Mazmur ini melukiskan suatu masa bila kegiatan fasik orang jahat sangat dirasakan oleh mereka yang berserah kepada Allah dan kebenaran-Nya. Sepanjang segala zaman umat Allah mengalami hal ini, tetapi pada hari-hari terakhir zaman ini keadaan-keadaan tersebut akan lebih umum. Orang percaya hendaknya tahu bahwa bila mereka dikelilingi oleh berbagai kejahatan masyarakat dan sedih serta tertekan oleh orang fasik dan kedursilaan mereka, mereka akan dilindungi oleh kuasa Allah secara khusus (ayat Mzm. 12:6). Allah akan "menjaga kami senantiasa terhadap angkatan ini" (ayat Mzm. 12:8).

Mazmur ini menggambarkan suatu masa penganiayaan yang lain lagi, yaitu saat masyarakat tercerai-berai. Sambil meratapi keadaan di mana kebohongan dan kepalsuan merajalela, pemazmur juga mengutarakan keyakinannya yang kokoh kepada Allah yang tetap disembah oleh golongan minoritas yang setia. Gunkel berbicara tentang mazmur ini dalam arti liturgis sehingga menjadikannya sebuah mazmur bersama. Untuk apa pun mazmur ini dipakai, sangat mungkin pada mulanya mazmur ini semula merupakan karangan individu. Mazmur ini adalah salah satu dari jenis Mazmur Ratapan/Keluhan.

 Uraian Tafsir  
(Ayat 1)

Untuk pemimpin biduan menjelaskan bahwa mazmur ini diberikan kepada direktur musik (pemimpin koor) untuk dinyanyikan menggunakan alat musik gesek delapan tali. Nama Daud banyak digunakan dalam kitab Mazmur sebagai penulisnya, tetapi penulisan nama orang dalam kitab Mazmur (bahasa Ibrani) selalu didahului oleh kata “le”. Kata depan ini dapat diterjemahkan dengan “dari”, “kepada”, “untuk”, dan “tentang”.

Daud sebagai seorang tokoh yang terkenal sebagai penyanyi (Am. 6:5), penyair (II Sam. 1:17, 19-27, 3:33-34), pemain musik (I Sam. 16:16-23; 18:10). Selain itu, Daud juga adalah pendorong dan pencipta perayaan ibadah secara meriah (bdk. I Taw. 15-16). Dengan demikian tidak heran bahwa sejumlah besar Mazmur menyebut nama Daud dalam judul Mazmur.


(Ayat 2-5)

Pada bagian ayat ini, pemazmur meminta pertolongan kepada TUHAN karena kejahatan telah melenyapkan orang-orang saleh. Situasi saat itu yang tergambar dalam teks, yakni tidak ada lagi kejujuran di antara mereka dan terjadi penindasan terhadap orang-orang yang lemah (ayat 6).

Mereka tidak lagi mengakui kekuasaan TUHAN sehingga mereka berkata “Dengan lidah kami, kami menang! … Siapakah tuan atas kami?” Hal ini menunjukan bahwa umat tidak lagi menghormati TUHAN. Mungkin karena hal inilah Mazmur yang bersifat ratapan ini ada.

Kata ‘dusta’ (ayat 3) dalam terjemahan KJV diterjemahkan dengan ‘vanity’ yang berarti kesombongan, sedangkan dalam NIV diterjemahkan dengan ‘lie’ yang berarti kebohongan. Ini berarti umat pada waktu itu sudah tidak taat lagi kepada TUHAN sehingga kebohongan dan kesombongan ada di antara mereka. Bahkan kata-kata rayuan (LAI menerjemahkannya dengan bibir manis) dan hati yang munafik menjadi sifat umat pada waktu itu. Sehingga pemazmur memohon kepada TUHAN agar menghapuskan, melenyapkan, menyingkirkan (dalam terjemahan bahasa Ibrani) orang-orang yang demikian.

(Ayat 6-9)

Pada bagian ini ternyata terungkap lagi keadaan pada waktu itu, yaitu penindasan kepada orang-orang yang lemah dn miskin. Dalam NIV diterjemahkan beberapa hal yaitu ‘weak (lemah), groaning (yang merintih) and needy (membutuhkan)’. Orang-orang yang dengan kebohongan, kesombongan dan kata-kata rayuan telah menganiaya orang-orang yang lemah, merintih kesakitan dan membutuhkan. Sehingga TUHAN berkata “sekarang juga Aku bangkit, Aku member keselamatan bagi orang yang menghauskannya (NIV ‘yearns’ artinya merindukan).

Keselamatan adalah janji dari TUHAN, bahkan pemazmur pun mengatakan bahwa “janji TUHAN adalah murni, bagaikan perak yang yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah.” Pemazmur mengatakan hal ini karena ia ingin mengatakan bahwa janji TUHAN tidak keluar dari kebohongan, sama seperti yang dilakukan mereka yang merayu dengan kata-kata manis namun semuanya adalah kebohongan belaka. Bahkan kata murni itu dalam NIV diterjemahkan dengan ‘flawless’ yang berarti sempurna, mulus dan tanpa cacat.

Pada ayat ke-8, terlihat pengakuan iman dari pemazmur yang menyakini bahwa hanya TUHANlah yang akan menepati janji itu, bahkan lebih dari itu pemazmur meyakini dalam harapannya bahwa TUHAN akan menyelamatkan dan melindungi mereka selamanya.

Ayat ke-9, sepertinya pemazmur mengkritik keadaan waktu itu. Ternyata kebusukan itu bukan datang dari orang-orang fasik, tetapi datang dari anak-anak ciptaan TUHAN.
REFLEKSI

Di dunia ini kejahatan semakin merajalela, akibatnya banyak orang yang merasa dibuat tidak adil dan teraniaya. Mazmur 12:1-9 ini memperlihatkan keadaan umat pada waktu itu, di mana terdapat kebohongan di antara mereka, kesombongan dan rayuan-rayuan, bahkan terjadi penganiayaan terhadap orang-orang yang lemah, orang-orang yang merintih dan yang membutuhkan. Pada akhirnya pemazmur mengatakan kebusukan itu muncul dari antara anak-anak manusia.

Melihat realitas sekarang ini, kebanyakan dari orang-orang yang percaya kepada-Nya adalah orang-orang yang menjadi perusak dalam Gereja-Nya. Bahkan pun orang yang dianggap ‘suci’ sekalipun ternyata adalah salah satu pembuat kebusukan dalam umat-Nya. Namun di tengah-tengah kondisi yang seperti itu, pemazmur mempunyai keyakinan bahwa TUHAN akan memberi keselamatan bagi mereka yang menghauskannya, dan janji itu diyakini oleh pemazmur akan ditepati oleh TUHAN sebab janji TUHAN adalah murni, sempurna, mulus dan tidak bercacat.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar